Bagi
yang lajang-lajang, hati-hati dalam memilih pasangan, jangan sampai menyesali
dikemudian hari. Karena disadari atau tidak, kita butuh pasangan bukan hanya
untuk sesaat, perjalanan hidup kita panjang, Kita pasti berharap mempunyai
pasangan yang kekal abadi didunia bahkan sampai surga-NYA. Kalau kata mbak Rita
Sugiarto Kekasih Dunia Akhirat.
Ada
beberapa petanyaan yang harus kita ajukan kepada calon pasangan kita, kepokah
kita? Jika banyak bertanya kepada calon pasangan kita? owh, tentu tidak, kita
harus bisa membedakan antara kepo (mau tau urusan orang lain) sama banyak
bertanya untuk kebaikan kita.
Diantara
pertanyaan yang wajib kita ajukan kepada calon pasangan kita adalah sebagai
berikut:
1."Kenapa
kau mencintaiku?"
Seperti halnya sebuah lagu, kita perlu tahu mengapa si dia memutuskan untuk menikahi kita. Hmmm, bukankah cinta tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata? namun, setidaknya, kita akan tahu kenapa dia mencintai kita dan memilih kita untuk menjadi pendamping hidupnya, pasti ada lasan-alasan yang riil yang bisa dia jabarkan kepada kita.
2."Kenapa kau ingin menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?"
Jika si dia memberi alasan "karena aku mencintaimu" saja, itu tidak cukup, karena perjalanan hidup ini sangat panjang. Dan, pasangan harus bisa menjelaskan dan meyakinkan kita bahwa dia siap untuk melalui perjalanan dengan kita dalam suka maupun duka.
3. "Apa kau mau melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubungan kita?"
Setiap wanita tidak ingin mendapatkan hal manis dari pasangan di awal saja. Seperti hal manis yang diberikan saat dia berusaha mendapatkan kita. Namun, kita harus bisa memastikan apakah dia bisa berjuang untuk mempertahankan hubungan, menjaga sikap, tutur kata, dan termasuk menjaganya agar tetap romantis.
4. "Mau berjanji untuk tidak meninggalkanku?"
And even the sweet of chocolate can be expired. Manisnya coklat saja bisa kadaluwarsa, begitu pula dengan cinta. Dalam hal ini, tidak salah jika kita meminta pasangan untuk berjanji untuk tidak meninggalkan kita. Walau bagaimana pun kondisinya.
5. "Apa kau mau mengalah demi hubungan kita?"
Dalam hubungan, pertengkaran sudah menjadi hal biasa yang menjadi bumbu dalam kisah cinta. Namun, tentu salah satu harus ada yang bisa mengalah agar pertengkaran tidak berakhir dengan perceraian. Harus ada komitmen ini dari awal, karena jika tidak, pasti keduanya akan saling mempertahankan ego masing-masing. Harus ada komitmen dimana antara kita dengan si dia ada kalanya mengalah demi kebaikan hubungan. Kalau menurut pribahasa, jika suami sedang menjadi api, istri harus menjadi air, pun sebaliknya.
6. "Apa kau bisa menjadi ayah yang baik?"
Hal ini juga wajib kita tanyakan kepada calon pasangan hidup kita. Karena setelah memiliki buah hati, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. Termasuk menjadi orang tua yang baik dalam mengasuh anak-anak kita. Tapi, hal ini pastinya harus sejalan dengan pasangan. Tidak hanya menjadi suami yang baik, namun ayah yang baik juga. Karena jangan salah, tidak sedikit laki-laki yang mampu menjadi suami yang baik, tapi tidak bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, contoh kecilnya, dalam mengasuh anak-anak, banyak ayah yang kaku, karena mereka anggap mengasuh anak itu kewajiban seorang istri, padahal ayah juga bertanggung jawab atas tumbuh kembang sang anak. Kalau menurut pribahasa teman saya, Jangan mau dibilang pesepak bola kalau hanya baru punya bola, pun dengan ayah, jangan mau dibilang ayah kalau baru mempunyai anak saja. Dalam artian, harus bisa menjalankan peran sebagai ayah.
7. "Apa kau bersedia memberikan support untukku?"
Support dalam pernikahan tidak hanya berbentuk finansial saja tapi support mental juga perlu. Karena bagi seorang istri, nafkah rasa aman dan nyaman itu sangat berarti dibanding dengan apapun. Terlebih saat kita sedang down dan bahkan tidak bisa mendukung diri sendiri, siapa lagi kalau bukan pasangan kita?
Seperti halnya sebuah lagu, kita perlu tahu mengapa si dia memutuskan untuk menikahi kita. Hmmm, bukankah cinta tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata? namun, setidaknya, kita akan tahu kenapa dia mencintai kita dan memilih kita untuk menjadi pendamping hidupnya, pasti ada lasan-alasan yang riil yang bisa dia jabarkan kepada kita.
2."Kenapa kau ingin menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?"
Jika si dia memberi alasan "karena aku mencintaimu" saja, itu tidak cukup, karena perjalanan hidup ini sangat panjang. Dan, pasangan harus bisa menjelaskan dan meyakinkan kita bahwa dia siap untuk melalui perjalanan dengan kita dalam suka maupun duka.
3. "Apa kau mau melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hubungan kita?"
Setiap wanita tidak ingin mendapatkan hal manis dari pasangan di awal saja. Seperti hal manis yang diberikan saat dia berusaha mendapatkan kita. Namun, kita harus bisa memastikan apakah dia bisa berjuang untuk mempertahankan hubungan, menjaga sikap, tutur kata, dan termasuk menjaganya agar tetap romantis.
4. "Mau berjanji untuk tidak meninggalkanku?"
And even the sweet of chocolate can be expired. Manisnya coklat saja bisa kadaluwarsa, begitu pula dengan cinta. Dalam hal ini, tidak salah jika kita meminta pasangan untuk berjanji untuk tidak meninggalkan kita. Walau bagaimana pun kondisinya.
5. "Apa kau mau mengalah demi hubungan kita?"
Dalam hubungan, pertengkaran sudah menjadi hal biasa yang menjadi bumbu dalam kisah cinta. Namun, tentu salah satu harus ada yang bisa mengalah agar pertengkaran tidak berakhir dengan perceraian. Harus ada komitmen ini dari awal, karena jika tidak, pasti keduanya akan saling mempertahankan ego masing-masing. Harus ada komitmen dimana antara kita dengan si dia ada kalanya mengalah demi kebaikan hubungan. Kalau menurut pribahasa, jika suami sedang menjadi api, istri harus menjadi air, pun sebaliknya.
6. "Apa kau bisa menjadi ayah yang baik?"
Hal ini juga wajib kita tanyakan kepada calon pasangan hidup kita. Karena setelah memiliki buah hati, kita tentu ingin memberikan yang terbaik untuk mereka. Termasuk menjadi orang tua yang baik dalam mengasuh anak-anak kita. Tapi, hal ini pastinya harus sejalan dengan pasangan. Tidak hanya menjadi suami yang baik, namun ayah yang baik juga. Karena jangan salah, tidak sedikit laki-laki yang mampu menjadi suami yang baik, tapi tidak bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, contoh kecilnya, dalam mengasuh anak-anak, banyak ayah yang kaku, karena mereka anggap mengasuh anak itu kewajiban seorang istri, padahal ayah juga bertanggung jawab atas tumbuh kembang sang anak. Kalau menurut pribahasa teman saya, Jangan mau dibilang pesepak bola kalau hanya baru punya bola, pun dengan ayah, jangan mau dibilang ayah kalau baru mempunyai anak saja. Dalam artian, harus bisa menjalankan peran sebagai ayah.
7. "Apa kau bersedia memberikan support untukku?"
Support dalam pernikahan tidak hanya berbentuk finansial saja tapi support mental juga perlu. Karena bagi seorang istri, nafkah rasa aman dan nyaman itu sangat berarti dibanding dengan apapun. Terlebih saat kita sedang down dan bahkan tidak bisa mendukung diri sendiri, siapa lagi kalau bukan pasangan kita?
Jika semua pertanyaan itu telah
dijawab dengan tepat, kemudian kita sudah sepakat berkomitmen maka jangan ragu
lagi, bahwa dia adalah calon pasangan kita yang benar-benar kita impikan. Semoga yang belum mendapat pasangan disegerakan, dan sesuai denga harapan, dan pastinya pilihan terbaik menurut-NYA.
(Belajar dari pengalaman, dan terus belajar sabar dalam menimba ilmu KEHIDUPAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar